Selalunya, saya mendapat/mendengar taujihat/tazkirah dari 'kakak-kakak' atau golongan yang boleh dikategorikan sebagai senior. Pagi ini, alhamdulillah diberikan kesempatan dan rezeki mendengar taujih daripada usrahmate sendiri.. Peluang tersebut sebenarnya telah memberikan beberapa pengajaran yang berharga dan membuka mata.
Pertamanya, saya sangat kagum dengan ukhti tersebut. Apa yang dia katakan, menyentuh lubuk hati yang dalam. Dia berkongsi tentang bagaimana membawa halaqah/tips-tips yang penting dalam usaha membawa manusia ke jalan Allah.. dengar macam simple je kan, tapi Subhanallah.. perkongsiannya sangat bermanfaat dan praktikal.. Hinggakan sepanjang perjalanan balik ke rumah, saya tertanya-tanya bagaimana ukhti ini boleh mendapat 'insights' yang sedemikian. Ini akhirnya membawa saya mengimbau kembali amal dakwah ukhti ini sepanjang perkenalan saya dengan dia, dan sepanjang kami menjadi usrahmate..
...Semasa saya di ber-matrik UIA di Nilai, saya masih ingat mengenalinya buat pertama kali, lalu terus merasa 'klik' dan selesa. Saya selalu singgah ke biliknya yang di tingkat bawah, sebelum naik ke bilik sendiri. Macam ada magnet di situ. Walaupun kami tak seusrah, dan tak sekerja, tapi saya dapat rasakan, ada sesuatu yang istimewa pada dirinya. Dia kemudian menamatkan pengajian matrik setahun lebih awal dan berpindah ke main campus di Gombak.
Setahun selepas itu, apabila saya menyusul ke Gombak, alhamdulillah direzekikan pula untuk seusrah dengan ukhti ini. Saya melihat dia bekerja di dalam sebuah JK, dan dari situ tidak pernah berhenti-henti lagi. Terus melaju sehingga kini. Saya menyaksikan saat dia jatuh, terluka dan menangis.. Tetapi segala itu hanya menjadikan dia lebih berazam untuk teguh berdiri dan terus memberi.
Sebagai usrahmate, saya mengetahui pengorbanan-pengorbanan yang dia lakukan, dan saya akan menjadi saksi terhadap segala itu. Saya dapat merasai besarnya usaha sang ukhti, cuba menguatkan diri demi memberi qudwah pada adik-adik dan orang sekeliling - Bertahan dan, bermati-matian. Saya tahu dan saya saksikan bila mana adik-adik dan usrahmates sendiri merasa kuat dengan kekuatannya, sedangkan Allah tahu betapa lemah hatinya pada ketika dia menyalurkan seluruh tenaga dan semangatnya yang masih berbaki kepada orang-orang yang berharap. Dan di saat ramai memberi jutaan alasan masing-masing, dia masih ada menawarkan bantuan, walaupun dialah orang yang paling layak untuk memberi keuzuran. Melihat dia, saya selalu rasakan - everything is possible, dan boleh diusahakan.
Kini mengenangkan segala yang telah ukhti ini lalui.. Dengan segala pengorbanannya. Dengan banyaknya program-program yang telah dia lalui - semua inilah sebenarnya yang menyebabkan dia seperti apa yang kita lihat sekarang. Yang membantu dia bertahan. Yang memberikannya kelebihan dari sudut pengalaman, kematangan dan kemampuan memberi lebih lagi kepada orang-orang sekeliling, berbanding yang lain. Dia nafi'un linafsiha wa lighairiha - bermanfaat kepada diri sendiri dan orang lain.
Ini membawa saya kepada kesimpulan yang kedua; Tak sama orang yang berjuang, dengan yang bermain-main. Tak sama orang yang berusaha menghadiri semua wasilah tarbiyah, dengan yang meninggalkannya. Tak sama orang yang berusaha membawa halaqah, dengan yang tidak. Tak sama orang-orang yang bermusafir, dengan yang menetap. Tak sama orang-orang yang bermukhayyam, dengan yang tinggal. Tak sama orang-orang yang berkorban, dengan yang langsung tak kehilangan. Tak sama orang-orang yang berjihad, dengan yang bersenang-lenang. Juga tak sama ukhti itu, dengan orang-orang lainnya - semuanya mendapat sesuatu, berdasarkan kadar apa mereka usahakan.
Dalam aspek usaha ini, tak ada siapa akan memaksa. Semua orang mendapat modal yang sama, dan peluang beramal yang sama. Semua orang juga mendapat tawaran perniagaan dari Allah. Pilihannya terpulanglah kepada diri masing-masing. Tetapi lebih banyak yang sanggup kita berikan untuk sesebuah pelaburan, maka lebih dahsyatlah pulangannya.
Akhirnya segala kerja-kerja yang kita buat ini,
manfaatnya akan kembali kepada kita jua - insyaAllah kita bakal merasa paling lega, pada hari yang paling kusut untuk sekalian semesta. Dan pada hari itu juga.. kita tidak akan menyalahkan siapa-siapa.
We are what we choose to be.
Dan saya, bercita-cita untuk menjadi seperti ukhti itu.
To grow strong for this ummah, and to stop crying =D
::: ~ *~ * ~ * ~ *~ :::
Dear ukht, you are a legend.
One of the strongest people I've ever known.
May Allah protect you now and always & may you continue to be inspiration to others.
No comments:
Post a Comment