Sunday 25 September 2011

Lughah: I'jaz Qur'an

Ingat kita dah tahu yg Qur'an tu mukjizat jadi tak perlulah belajar lagi dan cukuplah dgn apa kita tahu selama ni? Salah tu. Sebenarnya, lagi byk kita belajar tentang Qur'an, lebih bertambah kagum, dan bertambah-tambah yakinlah dengan hakikat yg Al-Qur'an ni mukjizat dari semua segi. Hari ni kita jenguk satu aspek saja, iaitu mukjizat Al-Qur'an dari segi bahasa. Ertinya, ketinggian gaya bahasa Al-Qur'an, dan kandungannya, dan penyusunannya, tak mampu dicabar, hatta oleh org Arab pd zaman Nabi sendiri. Nak tahu hebat tak hebat org Arab dulu dari segi bahasa?

Before the beginning of Muhammad’s call (peace be upon him), the Arabs had attained the highest level possible in eloquence, fluency, and the art of speech. The word itself was dear to their hearts and more sacred than almost anything else, so much so that they would hang the seven best poems on the door of the Ka`bah, the most sacred place to them...The poem wielded great power in Arab society. The status of a tribe could diminish simply because a poet ridiculed it. Likewise, a tribe’s status could be elevated by a poet’s exquisite praise...So that the miracle of Muhammad (peace be upon him) could be more powerful and more evident, Allah made it a miraculous book to be recited, coming from an illiterate man who had never written anything in his life nor learned any science or art from another.. source
..Kata pensyarah saya, pada zaman jahiliah dulu, penghargaan orang-orang Arab terhadap syair sangat tinggi, sehingga ditubuhkan sebuah pasar syair bernama 'Ukaz. Di situlah berkumpulnya orang-orang Arab untuk mendapatkan hiburan dan mendengar syair-syair berkualiti tinggi. Penduduk dari serata jazirah Arab - dari Yaman, dari Jeddah, dari  Madinah, dan serata tempat lainnya akan datang bermusafir jauh semata-mata untuk mendengar dan memperdengarkan kemahiran mereka bersyair. Sesiapa saja yang mampu bersyair dengan baik, akan diganjari dengan sejumlah wang. Dalam erti kata lain, syair mereka bakal dibeli. Lebih best suatu-suatu syair, maka lebih banyaklah duit yg akan dilemparkan oleh para bangsawan terhadap penyairnya. Mereka terhibur. Demikianlah syair menjadi salah satu aspek yg sangat tinggi dan penting dalam hidup orang-orang Arab pada zaman tersebut. Jadi, bayangkanlah jika mereka tak mampu menyaingi walau satu surah pun dalam Al-Qur'an -dengan kalam mereka yang hebat dan sedia dilontarkan dari mulut bila-bila masa seperti kata-kata harian yg rutin dan terbiasa- bukankah seperti satu penghinaan terhadap hebatnya bahasa milikan mereka? Jadi tunduklah ramai di antara mereka dengan mengakui keagungan kalam Tuhan. Tetapi ada juga yang kekal dalam kesesatan dan keengganan..wallahu'alam.

It is a well known fact that the Qur'an was revealed in seven ahruf (or seven forms) to facilitate greater understanding of it among the Arabs who had different dialects. This was also to challenge them on their own grounds to produce a surah like that of the Qur'an. The challenge became more obvious when none of the seven major tribes could imitate it even in their own dialects as no one could claim that it was difficult to imitate due to it not being in their own dialect. source
 Sampai sini dulu notanya. Sambung nanti

No comments:

Post a Comment